BANGKINANG, Sukamulyafc.blogspot.com – Kampar berduka, seorang pemuda asal Muara Uwai Bangkinang meregang
nyawa “ditangan” oknum Polres Kampar, diduga akibat penganiayaan. Korban
tewas setelah dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara Polda Riau,
Pekanbaru, Kamis (6/7/2017).
Dilansir dari auramedia.co, korban
diketahui bernama Andri (20), pemuda asal Desa Muara Uwai, Kecamatan
Bangkinang. Sebelumnya korban ditetapkan sebgaai tersangka oleh penyidik
Polres Kampar atas dugaan melakukan tindak pidana pencurian sepeda
motor.
Menurut paman korban, Mus Mulyadi,
kejadian itu berawal saat penangkapan yang dilakukan oleh sekitar 12
orang anggota kepolisian Polres Kampar di rumah keluarganya di Kelurahan
Pasir Sialang, Bangkinang seberang.
“Penangkapan itu pada Jumat (30/6/2017)
dinihari, sekitar pukul 03.00 WIB. Saat penangkapan itu, disaksikan oleh
keluarga korban. Tapi surat tugas penangkapan tidak bisa diperlihatkan
oleh penyidik saat itu,” ujar Mus Mulyadi di rumah duka, Desa Muara
Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kamis (6/7/2017).
Menurutnya, saat itu korban dibawa
polisi. Namun, polisi tidak langsung membawa ke tahanan Polres.
Melainkan katanya, korban dibawa berputar-putar. Saat itulah
penganiayaan dilakukan. “Ada saksinya kalau di dalam mobil itu Andri
dianiaya,” kata dia.
Setelah dibawa ke tahanan Polres Kampar,
keluarga korban tidak boleh langsung melihat, baru pada hari Selasa
(4/7/2017) keluarga bisa menemui korban. Saat itu korban terlihat
mengalami banyak luka-luka.
“Lututnya sudah luka, matanya bengkak,
kepalanya luka. Pokoknya dia saat itu sudah azab. Untuk makan saja kita
yang menyuapi. Tidak seperti saat korban dijemput polisi,” ujarnya.
Kemudian, pada Rabu (5/7/2017) malam
dibawa ke rumah sakit Bhayangkara. Dua jam di rumah sakit, korban tewas.
Nyawanya tidak dapat terselamatkan lagi. “Atas kejadian itu, dilakukan
otopsi dan visum. Kita juga sudah laporkan ke Polda atas penganiayaan
oleh penyidik itu pukul 11.00 WIB,” kata Mus Mulyadi.
Korban pun sampai di rumah duka sekitar
pukul 13.00 WIB. Ribuan orang tumpah ruah menjenguk korban. Keluarga
histeris dan bahkan terlontar kata-kata kekecewaan kepada aparat
kepolisian.
Caci maki keluar dari mulut keluarga
kepada kepolisian. Keluarga juga menyebut-nyebut nama Edi Candra
(anggota Polres Kampar) sebagai pelaku penganiayaan. “Informasinya saat
menangkap korban, ada sekitar 12 penyidik,” kata dia.
Mus Mulyadi yang juga melihat kondisi
korban, merasa kesal. Katanya, di bagian kepala berlubang, dada luka,
dan tangan patah. Banyak lagi bekas luka lebam di tubuh korban. “Ini
tidak dianiaya tahanan lain dan bukan karena diamuk massa,” sebutnya.
Keluarga korban juga mengutuk atas perbuatan oknum Polres Kampar tersebut. “Nyawa harus dibalas dengan nyawa” tegas Mus.
Kapolres Kampar, AKBP Deni Okvianto
terlihat mendatangi rumah duka. Namun hanya sebentar, saat hendak
diwawancarai wartawan, Kapolres Kampar hanya berlalu menuju mobilnya dan
meninggalkan lokasi.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Kampar,
AKP Bambang Dewanto tidak mau berkomentar banyak. Dia mengakui memang
ada tahanan Polres Kampar yang meninggal dunia setelah dilarikan ke
rumah sakit.
Namun dia membantah bahwa kematian
korban akibat penganiayaan oleh oknum penyidik. “Ini karena dada sakit
dan sesak. Ada masalah di hulu hati,” katanya saat dihubungi wartawan,
Kamis (6/7/2017).
Akibat sesak nafas tersebut, Andri
dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara. “Silahkan klarifikasi ke rumah
sakit. Laporan memang ada masuk di Propam Polda, cuma masih dalam
proses. Apakah dianiaya atau tidak, tunggulah,” katanya.
“Aku gak bisa ungkapkan apa penyebab kematiannya. Kita tunggu hasil laboratorium. Tunggu hasil otopsi,” tutupnya. (amc/red).
0 Response to "Pemuda Muara Uwai Tewas “Ditangan” Oknum Polres Kampar"
Posting Komentar